Kembali Hilang Arah
Beribu alasan terucap
Hanya untuk sebuah pengakhiran
Seolah lupa akan ribuan janji yang terucap
Seolah lupa akan kata manis yang pernah terlontar
Kamu datang
Kamu menyembuhkanku
Kamu mengobati sayapku yang patah
Dengan dalih ingin menciptakan senyum seindah mentari
Lalu kamu menjadi kamu yang lain
Menjelma menjadi dirimu yang mulai menorehkan luka
Menjelma menjadi penyebab tirta mengalir dari pelupuk
Secepat itukah berubah?
Kamu yang mengentaskanku dari buruknya sepi
Kamu pula yang mendorongku kembali merosok dalam jurang sepi
Kamu yang memulai semua jalinan kasi
Lantas kamu pula yang memaksa diriku berhenti
Namun aku adalah si bodoh
Yang tidak bisa menemukan secuil alasan untuk membenci
Yang masih memberimu tahta di dalam hati
Yang masih menjadikanmu rumah untuk pulang
Lantas kini, aku harus merasakan seperti ini lagi
Hilang arah
Kosong
Nan juga sepi
Aku yang kini hanya bisa merapal
Meyakinkan diri untuk tidak mengapa merasa kehilangan
Meneguhkan hati untuk senantiasa kuat
Memeluk diri untuk mencoba tenang
Namun sedih tetaplah sedih
Patah tetaplah patah
Siapa yang benar bisa merayakan kehilangan?
Siapa yang benar siap akan sebuah perpisahan?
Dan aku terus merapal untuk mencari secercah harapan
Untuk mengembalikan arahku yang hilang
Untuk mencari tumpuan diri yang semula kosong
Untuk mencoba menorehkan warna sendiri pada halaman yang sepi
-schoonheid
Comments
Post a Comment