Lowest Point
Karena memang bagian tersulit dari melepaskan seseorang adalah mengikhlaskan.
Berada di titik terendah seringkali menjadi hal yang cukup menyebalkan, bagi aku. Why? Karena ketika aku berada di titik terendah itu, aku nggak bisa menemukan seseorang selain diriku sendiri. Dan itu membuatku menjadi semakin menyedihkan. Menurutku, disaat aku membutuhkan sebuah pelukan atau usapan lembut untuk menenangkan, yang aku temukan hanyalah diriku sendirian.
Apalagi berada di titik terendah dengan alasan karena sebuah 'rasa'.
Pasti kalian berpikir, "udah tau nggak suka tapi kenapa tetep dilakuin?" Setiap manusia itu memang dihadapkan dengan banyak sekali pilihan. Dan akupun juga demikian, diberi pilihan bertahan dengan konsekuensi kecewa yang besar atau berhenti mencari bahagia lain. Pilihankupun jatuh pada bertahan dengan menanggung kecewa, dengan berpikir bahwa aku ini sanggup menanggung kecewanya. Huff.. ternyata, aku masih jauh dari kata sanggup.
Lagipula, urusan hati meskipun berulang kali dinasehatin, jika memang hati inginnya dia, u can't do anything.
Jika ada yang mengatakan "kamu ini bebal, udah dikasih tau bakal sakit ya kok tetep dilakuin." Kamu nggak salah. Bagiku, memperjuangkan apa yang memang pantas diperjuangkan itu tidak ada salahnya. Pantas atau tidaknya seseorang untuk diperjuangkan tidak bisa diukur oleh orang yang melihat, hanya bisa diukur oleh orang yang merasakannya. Ada yang pernah mengatakan, kamu tidak akan pernah benar-benar bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, kecuali kamu masuk ke dalam kulitnya dan berada di bawah sel-selnya. Yang paham mengenai apa yang kamu rasakan, ya cuma diri kamu. Namun, itu tidak berarti kamu tidak mendengarkan masukan dan nasehat dari orang lain. Pilihan tetap di kamu, wanna use it or leave it.
Bagaimana dengan rasa kecewa yang datang ketika kita menyukai seseorang? Apakah menyesal?
Tidak. Aku memiliki prinsip bahwa semua yang terjadi itu bisa dengan tidak menghadirkan penyesalan ketika yang terjadi tidak sesuai dengan ekspetasi. Bisa diartikan, aku tidak menginginkan penyesalan dalam hal apapun. Karena menurutku, semua yang terjadi di hidup kita pasti melewati bagian yang dihadapkan dengan berbagai pilihan lalu ke bagian pengambilan keputusan, ya kan?
Jadi, kenapa kita harus menyesal dengan keputusan yang kita ambil? Itu diri kita sendiri loh yang memutuskan. Dalam pengambilan keputusan sendiri pastinya sudah otomatis diikuti dengan konsekuensi, baik itu kecewa, bahagia, ataupun yang lain.
Lalu bagaimana, apa harus menjadi orang lain ketika sudah dikecewakan?
Tidak harus. Setiap manusia memiliki batas toleran untuk sebuah kekecewaan. Apalagi orang yang membuat kita kecewa adalah orang yang kita jadikan sumber bahagia kita. Terkadang, ketika orang sudah benar-benar dikecewakan, secara otomatis dirinya akan menjadi beda dengan dirinya sebelumnya. Itu hal yang wajar, sangat sangat wajar.
Terkadang aku menerapkan sikap pura-pura ketika kecewa itu melanda. Aku akan berpura-pura untuk menjadi seorang yang 'bodoamat' sampai nantinya aku sendiri lupa bahwa aku sedang berpura-pura. Dan menurutku itu sama sekali tidak salah. Karena aku melakukan itu agar aku bisa sampai di fase ikhlas yang benar-benar ikhlas.
Proses ikhlas setiap orang itu tidak bisa disamakan. Ada yang mereka bisa langsung ikhlas ketika ditinggalkan, ada yang mereka harus menunggu bertahun-tahun, juga ada yang harus menjadi sok sibuk. Tidak disamakan dan juga tidak bisa disalahkan.
Memang, mengikhlaskan menjadi bagian tersulit dalam perjalanan melepaskan.Tapi satu hal yang aku yakini, ketika kita berada pada fase berduka atas pupusnya rasa kita kepada seseorang, pasti nantinya kita bakal berada pada titik dimana ketika kita disinggung dengan apa yang sebelumnya membuat kita berduka, kita sudah tidak merasakan apa-apa. Semua hanya berbeda di bagian waktu.
Ingat, dalam proses mengikhlaskan, jangan diselipkan dengan melupakan, nikmati saja proses yang terjadi, ambil hikmahnya agar nantinya jika berada difase seperti itu lagi, kita sudah tau cara untuk mengatasinya.
Kayaknya segitu dulu deh. Semoga yang sedang berada di titik terendah segera di berdiri lagi, berjalan lagi. Tidak mengapa untuk dihadapi dengan seorang diri, karena sejatinya yang bisa menolong diri kita ya kita sendiri. Semoga lekas ikhlas, lekas bahagia kembali, dan pastinya lekas membaik untuk keadaan.
See u di next topik yang bakal aku angkat. Stay health and stay happy everyone!
-savira
🖤🖤🖤
ReplyDeletetimakaci dah baca elv!!
Delete🖤🖤🖤ðŸ˜
ReplyDeleteThanks sap mewakilkan aspirasi rakyat
ReplyDeletehaha sama-sama
Delete