Menemukan yang Hilang

Aku pernah kehilangan harap hanya karena satu orang manusia. Menganggap semua duniaku hancur. Menganggap sudah tidak ada lagi cahaya yang bisa membuatku kembali berwarna. Menganggap bahwa hidupku hanya akan berjalan tanpa tujuan. Akan tetapi, aku keliru. Aku salah menganggap semua akan berhenti ketika seseorang pergi meninggalkanku. Aku seolah tersadar setelah beberapa hari menghadapi hari-hari yang cukup sulit itu. Jika selama ini aku hanya terfokus pada satu orang manusia, yang ketika dia memilih untuk mengakhiri perannya dalam ceritaku, aku menganggap dunia berhenti.

Aku tersadar, tanpa aku sadari ketika aku menganggap duniaku hancur, ada orang-orang yang berusaha mengembalikan duniaku. Ketika aku menganggap sudah tidak ada lagi cahaya, ada orang-orang yang berusaha menyinariku meskipun tidak secerah saat bersamanya. Dan ketika aku menganggap hidupku akan berjalan tanpa tujuan, ada orang-orang yang berusaha memberikan makna di setiap perbincangan.

Jika kalian pernah membaca salah satu tulisanku dengan judul "Penghujung", di sana aku menuliskan bahwa kita akan bertemu dengan orang baru untuk melanjutkan cerita kita. Disitu aku sudah tersadar, bahwa kehilangan harap dari satu orang manusia, tidak akan menghentikan jalan ceritaku yang sudah dituliskan oleh Tuhan.

Dan lucunya sekarang, semua ini terjadi kembali. Seolah film yang sudah tamat dan seharusnya tidak terputar ulang, tiba-tiba saja harus terputar ulang. Aku yang pernah mengatakan jika suatu saat nanti aku terluka oleh hal yang sama, aku sudah tidak akan terluka melainkan hanya akan mendapat goresan saja. Dan lagi-lagi, prasangka-ku salah. Bukan salah kalimatnya, salah pada berprasangka pada diriku. Aku ternyata tidak sekuat itu untuk menganggap luka tersebut sebagai goresan. 

Buktinya saja, sekarang, detik ini, aku kembali merasakan yang namanya hilang harap. Aku terus bertanya pada semua orang, 

bagaimana?
aku harus apa?
aku akan kehilangan lagi, ya?
apa aku bisa kembali lagi ke diriku sebelumnya?

yang seharusnya jawaban itu ada dalam diriku sendiri. Mengapa aku harus menanyakan hal tersebut kepada orang lain? Iya, aku kembali bingung, hilang arah. Dan itu menandakan aku masih belum bisa menganggap luka yang hadir kembali itu sebagai goresan.

Ku baca ulang tulisan-tulisan yang pernah aku publish di sini. Hanya untuk mencari sesuatu dalam diriku yang hilang, yang mengakibatkan aku menjadi seperti sekarang ini. Dan juga untuk kembali menguatkan diri, bahwa aku sudah pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya.

Kalian tau? Agaknya itu cukup sulit. Aku pernah berada di fase "Kok aku udah jarang nangis ya", hingga akhirnya aku merindukan fase itu dan berada lagi di fase terendah.

Cukup bodoh memang ketika harus mendapat luka yang sama. Tidakkah itu sebenarnya salah di langkah awal? Seharusnya sudah mengerti ketika menerima uluran tangan dari siapapun, resiko yang akan di terima itu apa. Di sini, aku sedang berusaha menyadarkan diriku betapa bodohnya untuk jatuh di lubang yang sama. Karena sejatinya diri ini memang belum berdamai dan juga belum bisa tegas.

Mengapa harus melalui platform yang bisa diakses semua orang? Tidakkah ini hal yang seharusnya cukup kamu saja yang tau?

Menurutku dengan membagikan ini, aku membantu sadar orang-orang yang mungkin ada yang berada di posisi sepertiku saat ini. Sebenarnya bukan nasehat setiap orang yang dicari, tapi kesadaran diri. Mau sampai kapan membiarkan diri sendiri terluka dan merasa sakit? Apa tidak ada effort untuk mengatasi setidaknya mengurangi rasa sakit? Nasehat setiap orang akan tetap sama, sebagian menyuruh berhenti, sebagian bertanya 'apa masih kuat?' dan mungkin sebagian lagi merasa lelah karena diri ini semakin bebal.

Tidak apa-apa. Nasehat orang adalah pilihan. Pilihan yang nantinya akan kita pilih, mau digunakan atau tidak. Sudah beberapa kali aku mengatakan pada diri sendiri, semua keputusan ada ditangan kita. Orang hanya memberikan pandangan yang menurut mereka baik dan itu tidak wajib untuk kita lakukan.

Rasa sakit yang ada di diri kita saat ini, nggak sedikit adalah dari ekspetasi kita yang memang tidak bisa tersampaikan. Jika itu diperinci ke akarnya, ya sumbernya mengarah ke kita. Karena setiap keputusan ada ditangan kita. Dia hanya datang, memberikan hangat, harap, dan kasih. Dan kita? Kita tinggal memutuskan untuk menerimanya atau tidak. Benar kan?

Lalu, apa solusinya dari semuanya itu?

Waktu.

Aku, diriku ini, butuh waktu. Bahkan sepertinya jauh dari kata siap untuk terluka lagi. Setidaknya dari sini ka bisa dijadikan tolak ukur. Aku berkata pada diriku sendiri, "kamu itu bisa, hey Ra! sakit memang jatuh di lubang yang sama lagi. Tapi mau bagaimana? sudah terlanjur jatuh. Yang bisa kamu lakukan adalah perlahan, perlahan memaafkan semuanya, perlahan bangkit kembali, perlahan menata diri kembali. Nggak ada kata nggak bisa. Kamu pernah berada di titik terbaik dan pasti akan berada di titik itu lagi."

Aku mendapat itu dari berbagai orang. Dari berbagai nasehat orang. Yang ya memang tidak bisa aku terima sepenuhnya detik itu juga. Aku butuh waktu untuk mengolah dan menerima nasehat orang. Aku yakin kalian pun demikian. Tidak serta merta nasehat itu harus kalian lakukan. Kalian jatuh, kalian berada di titik terendah, kalian hancur, kalian hilang harap. Yang bisa mendongkrak hidup kalian ya siapa lagi jika bukan diri kalian sendiri. Sekali lagi, nasehat orang adalah pilihan yang harus kalian seleksi untuk dipilih. Keputusan ada di tangan kita.

Ah, cukup melegakan menulis ini. Menuangkan apa yang berada di hati dan pikiran. Seolah menguatkan diri juga menyalurkan opini. Menurutku, nggak asik kalo harus ngomong di depan kaca sambil nunjuk-nunjuk diri sendiri. Lebih suka seperti ini. 

Dan,

Terimakasih sudah membaca. Cepat pulih hati yang terluka. Cepat sadar jiwa yang hilang arah.


-Savira






Comments

  1. Perlahan kamu akan ikhlas dengan waktu, dan mulai menerima semuanya. Sebelum adanya dia kamu masih bisa tertawa dan bahagia, jadi sekarang pun dia hilang sekalipun. Kamu harusnya masih bisa bahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya iya semoga saja, aku juga berharap begituuu🤗

      Delete

Post a Comment